KomenNews.com,GARUT – Runtuhnya dua ruang kelas Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Barkah di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Sabtu sore (08/11/2025), menjadi bukti nyata kelalaian pemerintah dalam memperhatikan kondisi sekolah swasta, khususnya di bawah naungan Kementerian Agama.
Bangunan yang telah lama rusak parah itu ambruk setelah diguyur hujan deras disertai angin kencang, meninggalkan tumpukan puing dan kekecewaan mendalam bagi para guru dan siswa.
Menurut Kepala MTs Al-Barkah, Dr. Deden Suparman, S.Ag., M.A., pihak sekolah sudah berulang kali mengajukan permohonan rehabilitasi berat sejak beberapa bulan lalu, baik secara tertulis maupun lisan, kepada instansi terkait di lingkungan Kemenag. Namun, tak satu pun tanggapan serius diterima hingga bangunan itu benar-benar roboh.
“Kami sudah menyampaikan laporan dan permohonan rehabilitasi berat sejak lama, bahkan sudah kami sampaikan langsung kepada pihak KASI. Tapi tidak pernah ada tindak lanjut. Sekarang, semuanya sudah terlambat,” ujarnya dengan nada kecewa.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut karena ruang kelas yang roboh sudah lebih dulu dikosongkan. Meski demikian, kerugian material cukup besar karena ruang yang ambruk merupakan tempat utama kegiatan belajar mengajar.
Kini, siswa harus belajar di ruang darurat seadanya, sementara pemerintah baru bergerak setelah bangunan runtuh.
Peristiwa ini bukan hanya akibat cuaca ekstrem, melainkan akibat dari sistem birokrasi yang lamban dan kurangnya kepedulian pemerintah terhadap pendidikan di daerah. Proposal dan laporan dari sekolah-sekolah pelosok sering kali berakhir menjadi tumpukan berkas tanpa tindakan nyata.
“Ini bukan bencana alam semata, ini akibat abainya pemerintah. Jangan tunggu korban dulu baru bergerak. Sekolah swasta di bawah Kemenag juga bagian dari sistem pendidikan nasional, tapi selalu dianaktirikan,” tegas Deden.
Masyarakat sekitar pun menyuarakan kekecewaan serupa. Mereka menilai pemerintah daerah dan Kemenag harus bertanggung jawab penuh atas kejadian ini, karena sudah lama mendapat laporan tentang kondisi bangunan tersebut.
“Kalau saja mereka cepat tanggap, bangunan ini tidak akan ambruk. Kami butuh tindakan, bukan janji,” ujar salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Ambruknya MTs Al-Barkah seharusnya menjadi alarm keras bagi Pemkab Garut dan Kementerian Agama untuk segera melakukan audit kondisi sekolah di daerah terpencil. Dunia pendidikan tidak boleh terus menjadi korban birokrasi lamban dan ketidakpedulian pejabat yang hanya bergerak setelah terjadi bencana. (M.fajar)
Posting Komentar